Wabah corona masih menghantui kita bersama

Tepat tgl 4 april 2020, wabah corona masih menghantui kita bersama. Dan rak rak swalayan beberapa mengalami kekososngan terutama wipol, bayclean, dan vitamin dan sekawananya. Padahal permintaan cukup tinggi. Hand sanitrzer, masker kain stok pasar mulai membludak.

Para ibu ibu tetap saja panik kalau anak nya di rumah kelaparan, termasuk istri ku. Saya mengira panik kelaparaan itu sudah dibawa sejak jaman purba dan menuruni sampai saat ini ke manusia modern.

Kantor kua masih tutup, orang yg sudah kebelet tetap ngadain pesta hanya sekedarnya. Kalau nekat ramai ramai, pak polisi datang dan membubarkan. Seolah olah pernikahan itu ilegal.

Sekolah masih tutup dan kabarnya tutupnya sampai kenaikan kelas. Para siswa naik kelasnya pada dirumah masing masing. Tapi beberapa sekolah tetap menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh.

Lucu sekali kulihat, mereka menggunakan aplikasi zoom. Dan semua siswa bisa bertatap muka dipandu oleh gurunya. Jadi sekarang anaku sekolah tanpa mandi dan gosok gigi. Ada kalanya gurunya hanya ngomong sendiri dan siswanya pada teriak teriak. Suara hp jadi berisik.

Aku mengira gurunya masih belajar makai aplikasi zoom jadi gaduh tak menentu.

Kalau guru jaman dulu, siswa yg ribut bisa kena lempar penghapus. Tp kelas online ini tak mungkin gurunya lempar penghapus. Tapi palah bisa tembak tembakan bareng siswanya main COD,PUBG DLL.

Masjid dan gereja sepertinya bernasib sama, para jamaahnya beribadah dalam rumah masing masing.

Aku menunggu intruksi dari MUI untuk jumatan online, tapi itu nggak mungkin. Kecuali aku jadi ketua MUI.

Sekian.....

Iki nulis opooooooooo....