RESESI EKONOMI, RAWAN PANGAN DAN PENYAKIT YANG ANEH

Apakah kalian juga merasakan, seperti juga aku. Ketakutan, kehawatiran karena melihat yang tidak menentu seperti ini. Virus yang berkeliaran tak kasat mata yang dulu hanya ada di dongeng dan film itu terjadi di dunia saat ini.

Pagi itu sengaja bersama istri dan ketiga anakku mencari sarapan yang agak jauh. Rumah dimagelang nyari sarapan di jogja, pergi pagi memang kesukaan istrikku karena perjalanan pagi habis subuh membawa kesyhahduan tersendiri.

Agak ganjil saat kulihat minimarket yang biasa buka 24 jam itu masih tutup. Oh...itu mungkin para karyawan ketiduran" batinku. Tapi saya temui banyak mininarket sepanjng jalan yg biasa buka 24 jam pada tutup semua.

Inilah yg ku simpulkan sementara bahwa pendapatan mininarket tidak bertumbuh yang memaksa beradaptasi agar biaya tidak terlalu membebani.

Pertumbuhan angka sebagai tolak ukur kemajuan ekonomi terus di uji. Kosakata resesi semakin treding, dimana pertumbuhan ekonomi semakin menurun dan mengarah ke minus.

Sebab yang tak bisa dipungkiri yaitu virus corona belum kunjung usai. Beberapa negara sudah berani membuka aktivitas dg membuka lockdown tapi angka orang yang sakit kembali melonjak.

Tulisan bu dr tifauzia tiyasuma sering menyita perhatianku. Beliau seorang dokter, juga peneliti dan akademisi yg mempelajari epidemologi.

"Rawan pangan 12 bulan

Resesi ekonomi 36 bulan

Penyakit aneh aneh berikutnya dalam 10 tahun kedepan"

Ini tulisan beliau di facebooknya....

Agak kaget dengan rawan pangan, bayanganku langsung ke kondisi kelaparan di afrika dan etiopia. Orang pada buncit perutnya tapi sekujur tubuhnya kecil hanya tulang, mata mereka terlihat bulat melotot. 

Resesi ekonomi 36 bulan...??sampai 2023...

Astaga...apa kuat kita ya, itu sudah depresi ekonomi, tidak hanya ekonominya tapi orangnya ikut depresi...berarti makin susah uang berputar dan kejadian yang ku ceritakan diawal itu baru tanda tanda awal.

Lanjut dengan penyakit yg aneh aneh. Waduh....ini nggak hanya panu kadas kurap. Tapi mungkin ada nama nama penykit lain yang belum pernah tersebut.

Semoga saja kita kuat menghadapinya.